Dulu waktu kecil sampai saya kelas 3 SMA, saya sering mendengar berita orang tenggelam di Danau Singkarak. Banyak rumor yang beredar bahwa di Danau Singkarak ada penunggu yang setiap tahun akan meminta korban nyawa manusia. Dan sebagian yang hampir jadi korban bercerita bahwa mereka merasa seperti ada sesuatu yang menarik kaki mereka ke dalam air.Benarkah demikian?
Untuk jawaban yang tidak kasat mata, saya tidak berani membahasnya karena saya tidak punya pengetahuan dan keahlian dalam hal itu. Saya lebih senang membahas misteri ini dari sudut pandang logika yang menurut saya harus dibuktikan.
Jika kita pakai logika maka ada beberapa kemungkinan penyebab orang tenggelam tersebut. Pertama, ada pusaran air. Kedua, oleh tumbuhan. Ketiga, oleh hewan.
Mengenai pusaran air di Danau Singkarak, saya sendiri belum pernah mendengar bahwa ada pusaran air di danau ini. Namun mengingat bahwa Danau Singkarak ini merupakan danau tektonik, maka ada kemungkinan terbentuk palung-palung dan goa-goa di dalam air yang dapat memicu timbulnya pusaran air. Atau ada kemungkinan ada patahan-patahan kecil tubuh bumi yang menyedot air permukaan seperti penyebab munculnya tsunami. Namun hal ini perlu orang yang lebih ahli untuk menyelidikinya. Mungkin ini kesempatan untuk para ahli dari Universitas Andalas dan kampus lainnya di Sumbar untuk membuktikannya.
Jika kita menduga bahwa tenggelamnya para korban tersebut adalah karena tumbuhan air, maka kemungkinan mereka dibelit secara tidak sengaja oleh tumbuhan air tersebut ketika berenang. Dari hasil penelitian LIPI dengan judul Penyebaran Populasi Tumbuhan Air di Danau Singkarak (http://limnologi.lipi.go.id) saya mendapatkan informasi bahwa "tumbuhan air yang paling umum ditemukan pada tahun 2001 adalah Potamogeton malaianus, sementara pada tahun 2002 Potamogeton malaianus dan Nelumbo nucifera (seroja). Pada tahun 2003 tumbuhan air yang umum ditemukan melimpah adalah Potamogeton sumatranus, Eichorrnia crassipes(eceng gondok), dan Hydrilla verticillata (ganggang/rumput air), dan pada tahun 2004 adalah Potamogeton malaianus. dan Mimosa pigra". Jika kita perhatikan akan terlihat bahwa yang konsisten selalu dominan adalah jenis Potamogeton seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Ada kemungkinan bahwa tenggelamnya para korban disebabkan oleh tanaman air ini yang oleh penduduk Singakarak dikenal dengan istilah "jaramun" Karena bentuknya seperti tali-tali yang banyak dari dasar danau sampai ke dekat permukaan air dan bergerak-gerak seirama gelombang air maka bisa jadi tali ini akan membelit para penerang yang panik. Karena untuk pelancong yang mendatangi Danau Singkarak dan tidak mengetahui keberadaan tanaman air ini, mereka pasti akan terkejut karena pada saat beneran ada sesuatu yang licin dan lembut membelai kaki mereka. Jika mereka panik maka kemungkinan kaki mereka terbelit oleh jaramun tersebut yang seperti tali-tali di dalam air.
Kemungkinan tewasnya korban karena disebabkan oleh hewan menurut saya tetap ada. Penyebabnya kemungkinan predator air, bisa buaya atau ikan. Mengenai buaya selama ini saya belum pernah mendengar ada buaya di Danau Singkarak. Jadi kecil kemungkinannya. Atau adakah yang tahu mengenai keberadaan buaya di Danau Singkarak? Secara logika saya Danau Singkarak kurang cocok untuk menjadi habitat buaya mengingat airnya yang sangat jernih dan bening ( ini hanya logika saya saja...mungkin para ahli biologi dari kampus setempat lebih mengerti).. Jika kita lihat kemungkinan adanya predator ikan, maka dari informasi yang saya peroleh dari Wikipedia. "Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak, Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak. Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides)Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps), Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus gurami lac) dan Puyu/Betok (Anabas testudeneus).
Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus).
Jenis ikan yang besar hanya untuk Barau dan Gariang sedangkan lainnya ikan kecil, namun melihat tampang ikan Barau dan Gariang tersebut saya tidak yakin mereka memangsa manusia. Kecuali jika ikan baung dan kalang bermutasi menjadi ikan raksasa...!
To be continued..
0 comments:
Posting Komentar