Mentawai Island Surfing

The Mentawai Islands of Indonesia are one of the most consistent surfing travel destinations in the world (photo: mentawaiislands.com)

Jam Gadang Bukittinggi

Jam Gadang Bukittinggi is one of West Sumatra famous destination landmark (photo:tourdesingkarak.com)

Beautiful Lake Singkarak

Visit the clear and cool water of Lake Singkarak (photo:faceofindonesia.com)

44 Winding Road of Maninjau

Beatiful scenery of 44 Winding Road (Kelok 44) that leads to Maninjau Lake (photo: tourdesingkarak.com)

Minangkabau Traditional Martial Arts

One of famous Harimau Campa style of Minangkabau traditional martial arts (photo:faceofindonesia.com)

Selasa, 24 Januari 2012

Tips Wisata Ke Sumatera Barat


Kulihat Pura Ulu Danu Danau Beratan dalam bingkai Singkarak, Maninjau, Diateh dan Dibawah
Kulihat Tanah Lot dalam bingkai Pulau Pisang Kecil
Kulihat Kintamani dalam bingkai Padang Panjang, Bukittingi, Puncak Lawang dan  Embun Pagi
Kulihat Trunyan dalam bingkai Batu Angkek-Angkek, Ikan Larangan dan Kuburan Panjang
Kulihat Besakih dalam bingkai Ustano Pagarruyung, Ustano Puti Bungsu
Kulihat Uluwatu dalam bingkai Ngarai Sianok dan Lembah Harau
Kulihat Pantai Kuta dan Lovina dalam bingkai Pantai Padang, Aia Manih, Bunguih, Carocok, Arta dan pantai-pantai sepanjang pesisir.....
Ah betapa kecil Bali.....


Namun Sumatera Barat tak laku karena dia masih dekil dan kumal. Perlu diasah dan digosok untuk menunjukkan kilaunya....

Supaya anda tidak kecewa jika melancong ke Sumbar maka ada baiknya diperhatikan tips-tips berikut ini:

1. Kurangnya fasilitas sosial dan fasilitas umum di lokasi wisata.
Sebagian besar tidak dikelola dengan baik maka di tempat objek wisata tersebut biasanya fasilitas sosial  dan fasilitas umum  seperti musholla/masjid, toilet, warung makan cenderung tidak ada. Pun jika ada biasanya tidak dikelola dengan baik. Jadi pelancong diharapkan agar mempersiapkan kelengkapan diri sendiri, misalnya dengan makanan dan minuman, air untuk ke toilet/jamban untuk bersih-bersih, topi jika panas sedang terik, dan tikar jika ingin istirahat makan dan lain.

2. Di Lokasi Obyek Wisata: Tanyakan Harga Makanan dan Minuman Sebelum Disantap.
Jika membeli makanan dan minuman di objek wisata maka tanyakanlah harganya terlebih dahulu karena sering penjaja makanan dan minuman mencari keuntungan sesaat dengan cara menaikkan harga melebihi kewajaran. Misalkan ketika anda akan memasuki warung di pinggir pantai untuk membeli rujak, mie ayam, soto dan lain-lain, maka sebelum duduk dan memesan makanan tanyakan dulu harga makanan atau minuman yang akan dipesan tersebut. Jika tidak sepakat maka tawarlah, jika penjualnya tidak mau, maka tidak usah sungkan untuk meninggalkan warung tersebut menuju warung lainnya dengan memberikan alasan yang bersifat basa-basi. Hal ini hanya berlaku di lingkungan objek wisata saja (yaitu tempat yang masuk kesana kita harus membayar karcis, tidak berlaku di tempat lainnya. Misalnya jika kita berbelanja makanan/minuman di pasar atau pinggir jalan atau warung lainnya biasanya harganya normal.

3. Di Semua Tempat: Dalam Melakukan Pembelian, Usahakan Menawar Harga
Dalam membeli barang, selalu lakukan proses tawar menawar. Kisarannya adalah setengah dari harga yang ditawarkan oleh penjual. Dan jika punya waktu, upayakan mencari ke beberapa toko dulu sebelum memutuskan untuk membeli supaya tidak menyesal karena harga antar toko untuk barang yang sama cukup variatif.

4. Di Semua Tempat: Deskripsikan dengan Jelas Jasa yang Diperlukan
Dalam membeli jasa, misalnya sewa mobil, pastikan syarat-syaratnya, misalnya rental mobil berapa hari (pastikan juga bagaimana menghitung harinya, jika lebih sedikit bagaimana), plus sopir/tidak, makan sopir siapa yang bayar, upah sopir siapa yang bayar, tujuan kemana saja (biasanya supir akan rewel kalau kita tidak jelas mau tujuannya). Jadi harus detail dalam negosiasi. Setelah negosiasi, lakukan pengecekan terhadap kendaraan dan keselamatannya terutama ban, wiper, dan lain-lain. Bayarlah setelah pengecekan selesai dilakukan.

5. Hotel Berbintang Sedikit
Rata-rata hotel di objek wisata adalah hotel melati yang kualitasnya kurang memuaskan bagi pelancong yang biasa menginap di hotel berbintang. Maka disarankan agar menginap di Bukittinggi, Padang karena sebagian besar hotel berbintang ada di kedua kota ini dan kehidupan malamnya lebih hidup di kedua kota ini. Di kota lainnya mungkin dapat dicoba Aia Angek Cottage - Padang Panjang yang fasilitasnya  mengacu ke standar hotel bintang tiga dan empat dengan 20 kamar deluxe, dua suite rooms, executive lounge, ruangan rapat, aula konferensi kolam renang dan kafe Kaki Langit,’’ dengan view nuansa alam yang begitu menyenangkan.  Aie Angek Cottage juga berfungsi sebagai Rumah Budaya Fadli Zon yang menampilkan koleksi benda-benda antik bernilai budaya milik politisi nasional asal Sumbar, Fadli Zon.Ada berbagai buku kuno, keris, beragam senjata purbakala, fosil, motif-motif batik dan songket, karya lukis dari berbagai latar belakang budaya di Indonesia, dan beragam produk budaya lainnya yang begitu mengagumkan.

Terlepas dari kekurangan tersebut di atas. Objek wisata Sumatera Barat mempunyai potensi dan keindahan yang luar biasa. Sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan yang indah dan menakjubkan. Seketika mendarat di Bandara Mia, kita bisa langsung menikmati wisata kuliner misalnya dengan makan soto padang Garuda, makan di RM Simpang Raya, minum cendol durian Pattimura, Es Durian di pondok dan lain-lain. Setelah istirahat sejenak, kita dapat menuju ke Museum Adityawarman atau langsung ke Pantai Padang melihat deburan ombak atau makan seafood. Dekat Pantai Padang kita bisa menuju ke Gunung Padang dimana terdapat kuburan Siti Nurbaya dan Benteng Jepang. Kita juga dapat menikmati pemandangan kota Padang dari puncak bukit ini. Untuk ke sana kita dapat menaiki perahu atau melewati Jembatan Siti Nurbaya...... Setelah puas menikmati alam sekitar, kita dapat menyusuri perbukitan menuju Pantai Air Manis dimana terdapat batu Malin Kundang dan Pulau Pisang Ketek yang bisa kita capai dengan jalan kaki.....seterusnya kita bisa melanjutkan perjalanan ke .........aduh masih banyak.............. takkan cukup waktu seminggu untuk melancongi semuanya.....

Siti..Adityawarman...Merapi...Singgalang....Bukittinggi...Aku datang.....


Sekian dulu semoga bermanfaat.

Salam,

Radjo Ameh van Singkarak


Sabtu, 14 Januari 2012

Misteri Terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau

Tour de Singkarak series by singkarak-traveler.blogspot.com

Keberadaan terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau dari dahulu sampai sekarang sudah menjadi cerita turun-temurun di kalangan penduduk Danau Singkarak dan Danau Maninjau. Sampai saat ini belum ada pembuktian ilmiah terhadap cerita tersebut.

Penulis sendiri mendapatkan cerita mengenai keberadaan terowongan tersebut dari nenek yang biasa kami panggil Uwak. Karena seringnya cerita tersebut disampaikan kepada kami, cerita tersebut sampai merasuk ke alam pikiran bawah sadar dan terbawa sampai ke alam mimpi. 

Saat penulis berenang dan kawan-kawan berenang di tepi Danau Singkarak yang airnya tenang dan jernih, tiba-tiba muncul suatu pusaran air yang menyedot kami dengan kuat. Kami berusaha untuk berenang ke tepian, namun pusaran air tersebut lebih kuat sehingga kami tidak kuasa menahan sedotannya. Tak lama kemudian kami pun merasa memasuki suatu terowongan air seperti gua-gua atau sungai bawah tanah, namun  kami tidak bisa bernafas sama sekali karena semua terowongan diliputi air. Napas kami sangat sesak....Tiba-tiba kami menyembul kembali ke permukaan danau dan mengamati sekeliling. Ternyata kami sudah tidak berada di Danau Singkarak lagi. Entah di mana kami berada...bagaimana caranya untuk pulang ke rumah...bagaimana nasib...kami. Kami pun semua menangis sekeras-kerasnya dan kemudian ....terbangun dari mimpi!

Keberadaan terowongan ini masih menjadi misteri sampai sekarang terutama karena belum ada pembuktian secara ilmiah. Namun demikian tetap ada kemungkinan bahwa terowongan tersebut memang ada. Alasan yang pertama adalah karena cerita  mengenai keberadaan terowongan tersebut sepertinya bukan cerita dongeng atau kaba yang biasanya ada maksud untuk pendidikan budi pekerti di dalamnya seperti cerita Malin Kundang anak durhaka, Legenda Batu Menangis, Legenda Bujang Sambilan dan lain-lain. Cerita mengenai keberadaan terowongan tersebut hanya diceritakan bahwa ada terowongan antara Danau Singkarak dan Danau Maninjau tanpa ada cerita lain yang mengiringinya. Jadi menurut dugaan penulis, kemungkinan di masa lalu memang ada orang yang tersedot masuk ke terowongan di Danau Singkarak tersebut dan kemudian muncul di Danau Maninjau. Atau orang tersebut memang tersedot oleh pusaran air dan kemudian muncul di bagian lain di Danau Singkarak dengan selamat. Supaya dianggap hebat atau sakti maka ada kemungkinan orang tersebut melebih-lebihkan cerita untuk mendramatisir suasana seperti yang biasanya dilakukan tukang kaba (pencerita).

Jika kita hubungkan cerita terowongan Singkarak-Maninjau dengan cerita terowongan Keraton Jogjakarta - Laut Selatan, maka mungkin keduanya memiliki korelasi secara mistis.

Kemudian jika kita hubungkan keberadaan Prasasti Tangga Batu Basurek di Sumpur Kudus yang tenggelam ke dasar Danau Singkarak dan adanya pusaran air di sekitarnya, ada kemungkinan maka pintu masuk terowongan tersebut dari Tangga Batu Basurek tersebut.

Secara logika ilmiah, maka keberadaan terowongan, atau sungai bawah tanah tersebut dimungkinkan. Contoh paling nyata adalah keberadaan sungai-sungai bawah tanah yang terdapat di Gunung Kidul Yogyakarta. Gunung Kidul merupakan daerah yang tandus dan sulit untuk ditanami tanaman produksi karena tanahnya berkarang-karang yang merupakan dasar laut yang terangkat ke daratan  jutaan tahun yang lalu. Namun meskipun tandus, dibawah bukit-bukitnya terdapat sungai-sungai bawah tanah yang mengalirkan air ke Laut Selatan. Salah satu sungai tersebut kemudian dimanfaatkan untuk sumber air minum.

Fakta lain yang mendukung adalah bahwa ada kemungkinan terowongan tersebut terbentuk karena proses tektonik pada Patahan Semangko karena Danau Singkarak dan Danau Maninjau berada pada jalur yang sama, meskipun terdapat fakta bahwa terbentuknya Danau Singkarak karena peristiwa tektonik yaitu karena pergeseran atas patahan sehingga membentuk lubang yang dalam (lebih dari 200m) sedangkan Danau Maninjau terbentuk dari peristiwa vulkanik yang merupakan kaldera dari Gunung Tinjau.

Untuk membuktikannya secara kasar dapat kita coba dengan menghitung debit air yang masuk ke Danau Singkarak dan debit keluarnya.  Air Danau Singkarak dipasok oleh dua sungai besar yaitu Batang Sumani dan Batang Sumpu. Sedangkan air keluar hanya melalui sungai Batang Ombilin dan PLTA Singkarak dan mungkin perlu juga dipertimbangkan faktor penguapan. Jika terdapat selisih debit air masuk dan keluar maka dapat kita pastikan bahwa terdapat indikasi bahwa terowongan memang ada.

Namun demikian mengenai misteri ini perlu ahli untuk membuktikannya. Mungkin bisa jadi bahan penelitian yang menarik bagi kampus setempat seperti Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta dan lain-lain. Kita tunggu....!
Tags:
Danau Singkarak, Lake Singkarak, PLTA Singkarak, Singkarak Power Plant, Terowongan Singkarak, Singkarak Tunnel, Danau Maninjau, Lake Maninjau, PLTA Maninjau, Maninjau Power Plant, Misteri Danau, Danau Misteri, Mistery, Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta

Misteri Air Danau Singkarak yang Selalu Jernih

Tour de Singkarak series by singkarak-traveler.blogspot.com

Semenjak saya mempunyai sepeda motor, maka tour de Sumatera Barat sudah menjadi hal wajib minimal setiap enam bulan sekali. Rute yang kami lewati biasa adalah Indarung - Lubuk Sikarah - Danau DiAtas - Danau Dibawah - Danau Singkarak dan menginap di rumah gadang. Rute lainnya adalah ke Padang Panjang - Bukittinggi - Danau Maninjau - Lubuk Basuang - Pariaman - Padang.

Dari beberapa danau yang saya datangi maka menurut saya yang paling jernih airnya adalah Danau Singkarak. Jika kita berhenti sejenak di pinggir Danau Singkarak sebelum melanjutkan perjalanan, maka kita akan melihat dasar danau yang jernih dan ikan-ikan bilih yang berkilauan di antara tali-tali hidrila dan jaramun yang mengalun seirama riak air danau.

Pertanyaan yang menjadi misteri adalah bagaimana Danau Singkarak yang luas tersebut airnya bisa tetap jernih seperti  air kolam yang memiliki filter?

Banyak faktor yang menyumbang penyebab danau ini menjadi kotor. Salah satunya adalah karena  danau ini dari dulu disamping merupakan sumber air minum untuk penduduk sekitar namun juga merupakan tempat mandi, cuci dan jamban.

Berdasarkan pengamatan saya, jika pagi hari air danau ini sangat tenang dengan riak-riak sangat kecil dan sangat bening sekali. Namun jika sudah siang sekitar jam 11 siang maka air danau akan bergelombang membentuk ombak-ombak kecil. Air pun menjadi keruh dan tidak layak untuk mandi ataupun untuk mengambil air minum. Ajaibnya jika sudah mendekati sore sekitar jam 4 lewat maka air akan kembali menjadi tenang dan bening....Apakah penyebabnya...

Dugaan saya ada beberapa kemungkinan. Pertama sumber airnya yaitu Sungai Batang Lembang dan Sungai Batang Sumpu airnya jernih. Kedua, kondisi alam Danau Singkarak.

Untuk dugaan pertama, berdasarkan pengamatan saya, air dari Batang Lembang tidak bening dan cenderung coklat tanah liat, meskipun tidak pekat, namun ada kalanya bening. Sementara air dari Batang Sumpu saya belum pernah mengamatinya.

Namun saya lebih tertarik kepada dugaan kedua. Dasar Danau Singkarak berpasir (yang pasti adalah pada pinggirannya) karena untuk ke bagian yang dalam saya belum pernah mengamatinya. Saya lebih condong kepada dugaan ini karena pasir dapat berfungsi sebagai filter yang dapat menyaring air yang kotor menjadi bersih kembali.

Semua ini hanya dugaan logika saya saja. Perlu ahli hidrologi atau ahli tentang danau yang menyelidikinya. Sangat menarik dan menantang menurut saya.... Jika kaki saya tidak terikat pekerjaan seperti saat sekarang mungkin saya akan mencoba mencari tahu jawaban atas misteri ini, seperti Indiana Jones mencari harta karun. Jika ada yang tahu jawabannya tolong bantu saya agar saya dapat menjawab misteri ini...

Misteri tetaplah misteri, bahkan mistis,  sampai ada ahli yang dapat membuktikannya....

Paket Wisata Sumatera Barat 4D3N

Tour de Singkarak series by singkarak-traveler.blogspot.com

Under constructi0n

Kamis, 12 Januari 2012

Petualangan Off Road ke Pedalaman Ke Kecamatan Busang di Belantara Kalimantan Timur

Tour de Singkarak series by singkarak-traveler.blogspot.com

Asyik dan tangguh....itu bukti kehebatan Mitsubihi Pajero Sport 4x4....yang kami kendarai dari Samarinda ke pedalaman Kalimantan Timur melalui jalanan tanah....


Pelancongan ke Suaka Orang Utan Tanjung Puting Camp Leakey

Radjo Ameh van Singkarak at singkarak-traveler.blogspot.com

Isi Kepala

Jika kutumpahkan isi kepala ini?
Sanggupkah lautan menampungnya tsunaminya?
Sanggupkah daratan menerima bandangnya?
Sanggupkah udara menerima hampanya?

Misteri Kandang Batu Singkarak



If you come to Lake Singkarak, then it is not complete if you do not visit the Kandang Batu (Stone Cage) located on the banks of Lake Singkarak. Huge rocks were partly exist in the mainland and partly submerged under water. The mistery is on the source of the rock. Where are they come from?

Misteri Batu Angkek-Angkek Nagari Balai Tabuh-Sungayang

Tour de Singkarak series by singkarak-traveler.blogspot.com



Batu Angkek-angkek merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri, terutama yang ingin mengetahui apakah suatu niatnya akan tercapai atau tidak. Jika niat itu tercapai maka batu dengan mudah bisa diangkat ke pangkuan, tapi sebaliknya jika tidak bakal tercapai maka batu akan terasa sangat berat dan tidak akan bergeser dari tempatnya.

Objek wisata Batu Angkek-Angkek ini terletak di Nagari Balai Tabuh, Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. "Angkek" berarti angkat dalam Bahasa Indone­sia. Jadi berarti "Batu Angkat-Angkat". Batu ini dinamai batu angkek-angkek karena sejak ditemukan, orang-orang selalu ingin me­ngang­kat batu ini.

Mengangkat batu ini memang tak mudah. Meski tak berukuran besar, tak banyak yang mampu memin­dahkan batu ini.  Besar atau kecil badan seseorang tidak menjadi ukuran untuk mengangkat batu ini. Bahkan seorang dewasa yang berotot bisa dikalahkan oleh anak kecil.Inilah yang mem­buat batu itu terkenal seantero Nusantara. Lihatlah foto dibawah ini yang menunjukkan sulitnya mengangkat batu ini.
Meskipun segala daya dan upaya dilakukan untuk mengangkat, namun tidak sanggup jua, bahkan untuk mengangkat ke pangkuan saja tidak sanggup.

Konon ceritanya, batu itu pertama kali ditemukan oleh Datuak Bandaro Kayo saat akan memasang tiang rumah. Dulu, Datuk Bandaro Kayo kepala suku kaum Piliang bermimpi didatangi Syech Ahmad. Dalam mimpinya Syech Ahmad berpesan kepada Datuk Bandaro Kayo mendirikan perkampungan yang sekarang bernama Kampung Palangan.

Pada saat pemancangan tonggak pertama terjadi suatu keanehan. Tiba-tiba saja terjadi gempa lokal. Lalu disusul hujan panas selama 14 hari 14 malam. Terjadinya peristiwa itu, masyarakat lalu mengadakan musyawarah.

Saat musyawarah berlangsung, terdengar suara aneh berasal dari dalam lobang tempat pemancangan tiang tersebut. Suara tersebut mengatakan, kalau di dalam lobang tersebut terdapat batu bernama Batu Pandapatan. Suara itu juga berpesan agar batu itu dijaga baik-baik.

Sejak itu, batu tersebut dipercaya memiliki kemampuan gaib. Bisa 'melihat' lebih jauh ke masa depan, apakah keinginan atau cita-cita seseorang bisa tercapai atau tidak. Entah iya atau tidak, yang jelas cukup banyak pengunjung yang berdatangan ke tempat ini. Tidak hanya masyarakat sekitar, tapi juga wisatawan lokal dan nasional.

Mereka pada umumnya membawa sejuta tanda tanya dalam hati tentang cita-cita di masa depan. Bahkan, tidak jarang yang mencobanya berulang-ulang kali. Penasaran dalam hati kenapa sang batu tak bisa juga diangkat-angkat.

Mengungkap Misteri Batu Angkek-Angkek

Hal yang paling menarik adalah untuk mencari jawaban mengapa batu ini bisa menjadi berat dan ringan dengan sendirinya.

Jika diperhatikan bahannya, maka kemungkinan bahannya adalah dari tembaga, dari gambar dibawah ini dapat kita bandingkan antara bongkahan tembaga dibawah dengan Batu Angkek-Angkek


Namun mengapa batu ini bisa diangkat atau tidak, agak sulit untuk mencari logika ilmiahnya. Kemungkinan paling kuat adalah bahwa batu ini mengandung elektromagnetik yang sangat kuat namun mudah untuk berubah. Jadi batu ini mungkin ditarik secara magnetis oleh benda-benda sekitarnya sehingga menjadi berat. Jika seseorang berdoa dengan khusuk, yang akan memunculkan gelombang bio elektris maka akan menginduksi batu sehingga kekuatan magnetisnya berkurang atau hilang sehingga mudah untuk diangkat. Untuk orang-orang yang kekuatan induksi bio elektrisnya lemah maka batu tidak bisa diangkat.

Batu ini sudah ada tujuh turunan. Mengapa tidak ada ahli dari Sumbar yang mencoba memecahkan misterinya? Siapakah yang mau menjadi orang yang pertama untuk mengetahui jawaban atas misteri ini. Apakah  para peneliti menjadi takut untuk menyelidiki karena ada aroma mistis? Penulis sendiri terus terang agak takut untuk mengutak atik batu ini.

Namun kita tidak diperbolehkan percaya kepada kekuatan mistis batu ini supaya kita terhindar dari dosa syirik dan menyekutukan Allah. Jadi berkunjunglah ke Nagari Balai Tabuh, Sungayang, Tanah Datar. Lihatlah keajaiban batu angkek-angkek ini. Lihatlah ia sebagai benda ajaib yang perlu kita buktikan secara ilmiah...

Misteri Penunggu Danau Singkarak

Dulu waktu kecil sampai saya kelas 3 SMA, saya sering mendengar berita orang tenggelam di Danau Singkarak. Banyak rumor yang beredar bahwa di Danau Singkarak ada penunggu yang setiap tahun akan meminta korban nyawa manusia. Dan sebagian yang hampir jadi korban bercerita bahwa  mereka merasa seperti ada sesuatu yang menarik kaki mereka ke dalam air.Benarkah demikian?

Untuk jawaban yang tidak kasat mata, saya tidak berani membahasnya karena saya tidak punya pengetahuan dan keahlian dalam hal itu. Saya lebih senang membahas misteri ini dari sudut pandang logika yang menurut saya harus dibuktikan. 

Jika kita pakai logika maka ada beberapa kemungkinan penyebab orang tenggelam tersebut. Pertama, ada pusaran air. Kedua, oleh tumbuhan. Ketiga, oleh hewan.

Mengenai pusaran air di Danau Singkarak, saya sendiri belum pernah mendengar bahwa ada pusaran air di danau ini. Namun mengingat bahwa Danau Singkarak ini merupakan danau tektonik, maka ada kemungkinan terbentuk palung-palung dan goa-goa di dalam air yang dapat memicu timbulnya pusaran air. Atau ada kemungkinan ada patahan-patahan kecil tubuh bumi yang menyedot air permukaan seperti penyebab munculnya tsunami. Namun hal ini perlu orang yang lebih ahli untuk menyelidikinya. Mungkin ini kesempatan untuk para ahli dari Universitas Andalas  dan kampus lainnya di Sumbar untuk membuktikannya.

Jika kita menduga bahwa tenggelamnya para korban tersebut adalah karena tumbuhan air, maka kemungkinan mereka dibelit secara tidak sengaja oleh tumbuhan air tersebut ketika berenang. Dari hasil penelitian LIPI dengan judul   Penyebaran Populasi Tumbuhan Air di Danau Singkarak (http://limnologi.lipi.go.id)  saya mendapatkan informasi bahwa "tumbuhan air yang paling umum ditemukan pada tahun 2001 adalah Potamogeton malaianus, sementara pada tahun 2002 Potamogeton malaianus dan Nelumbo nucifera (seroja). Pada tahun 2003 tumbuhan air yang umum ditemukan melimpah adalah Potamogeton sumatranus, Eichorrnia crassipes(eceng gondok), dan Hydrilla verticillata (ganggang/rumput air), dan pada tahun 2004 adalah Potamogeton malaianus. dan Mimosa pigra". Jika kita perhatikan akan terlihat bahwa yang konsisten selalu dominan adalah jenis Potamogeton seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Ada kemungkinan bahwa tenggelamnya para korban disebabkan oleh tanaman air ini yang oleh penduduk Singakarak dikenal dengan istilah "jaramun" Karena bentuknya seperti tali-tali yang banyak dari dasar danau sampai ke dekat permukaan air dan bergerak-gerak seirama gelombang air maka bisa jadi tali ini akan membelit para penerang yang panik. Karena untuk pelancong yang mendatangi Danau Singkarak dan tidak mengetahui keberadaan tanaman air ini, mereka pasti akan terkejut karena pada saat beneran ada sesuatu yang licin dan lembut membelai kaki mereka. Jika mereka panik maka kemungkinan kaki mereka terbelit oleh  jaramun tersebut yang seperti tali-tali di dalam air.

Kemungkinan tewasnya korban karena disebabkan oleh hewan menurut saya tetap ada. Penyebabnya kemungkinan predator air, bisa buaya atau ikan. Mengenai buaya selama ini saya belum pernah mendengar ada buaya di Danau Singkarak. Jadi kecil kemungkinannya. Atau adakah yang tahu mengenai keberadaan buaya di Danau Singkarak? Secara logika saya Danau Singkarak kurang cocok untuk menjadi habitat buaya mengingat airnya yang sangat jernih dan bening ( ini hanya logika saya saja...mungkin para ahli biologi dari kampus setempat lebih mengerti).. Jika kita lihat kemungkinan adanya predator  ikan, maka dari informasi yang saya peroleh dari Wikipedia. "Penelitian para ahli mengungkapkan 19 spesies ikan perairan air tawar hidup di habitat Danau Singkarak, Dari 19 spesies itu, tiga spesies di antaranya memiliki populasi kepadatan tinggi, yakni ikan Bilih/Biko (Mystacoleusus padangensis Blkr), Asang/Nilem (Osteochilus brachmoides) dan Rinuak. Spesies ikan lainnya yang hidup di Danau Singkarak adalah, Turiak/turiq (Cyclocheilichthys de Zwani), Lelan/Nillem (Osteochilis vittatus), Sasau/Barau (Hampala mocrolepidota) dan Gariang/Tor (Tor tambroides)Kemudian, spesies ikan Kapiek (Puntius shwanefeldi) dan Balinka/Belingkah (Puntius Belinka), Baung (Macrones planiceps), Kalang (Clarias batrachus), Jabuih/Buntal (Tetradon mappa), Kalai/Gurami (Osphronemus gurami lac) dan Puyu/Betok (Anabas testudeneus).
Selanjutnya, spesies ikan Sapek/Sepat (Trichogaster trichopterus), Tilan (mastacembelus unicolor), Jumpo/Gabus (Chana striatus), Kiuang/Gabus (Chana pleurothalmus) dan Mujaie/Mujair (Tilapia pleurothalmus).
 Jenis ikan yang besar hanya untuk Barau dan Gariang sedangkan lainnya ikan kecil, namun melihat tampang ikan Barau dan Gariang tersebut saya tidak yakin mereka memangsa manusia. Kecuali jika ikan baung dan kalang bermutasi menjadi ikan raksasa...!

To be continued..





Misteri Tenggelamnya Prasasti Tangga Batu Bersurat Danau Singkarak

Tour de Singkarak Series by singkarak-traveler.blogspot,com

PadangKini.com  pada hari Senin tanggal 30 Maret 2009 menulis berita dengan headline " Tangga Batu Bersurat di Dasar Singkarak". Dalam berita tersebut disebutkan bahwa Tim Research Pengumpulan Data-data Sejarah Minangkabau yang diketuai Drs. Hasan Basri melaporkan dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, Agustus 1970 mendapatkan cerita adanya ‘batu basurek' (batu bertulis) di Batu Baraguang, Sumpur, tepi Danau Singkarak. Tapi batu tersebut sudah terbenam beberapa meter ke dalam danau.

Di bawah batu basurek tersebut ada terdapat ‘batu bajanjang' (tangga batu) yang turun ke dalam danau dan di tengah danau tangga tersebut menonjol ke atas dan turun lagi kira-kira 1 km dan naik lagi sampai ke pantai seberang Jorong Sudut Sumpur.

"Menurut keterangan penangkap ikan, bagian tangga yang meninggi itu hanya beberapa meter di bawah air permukaan danau, dan di kiri-kanan batu bersurat tersebut terdapat gua-gua," demikian isi laporan tim yang dikutip dari makalahnya.

Mengenai keberadaan batu prasasti/batu bersurat ini sampai saat ini masih menjadi misteri. Pertama, apakah batu tersebut memang ada atau hanya berdasar cerita dari mulut ke mulut (kaba)? Kedua, jika batu bersurat tersebut memang ada, peristiwa apa yang menyebabkan batu tersebut tenggelam ke dasar Danau Singkarak. 

Mengenai misteri keberadaan batu bersurat ini, kemungkinan besar memang ada dengan indikasi bahwa ada laporan dari Tim Research Pengumpulan Data-data Sejarah Minangkabau yang diketuai Drs. Hasan Basri yang melaporkan adanya Batu Bersurat di Sumpur Danau Singkarak dalam Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar, Agustus 1970.

Fakta kedua, Muhammad Radjab dalam bukunya Semasa Kecil di Kampung (Anak Danau Singkarak) terbitan Balai Pustaka tahun 1950 menulis bahwa " Tidak jauh ke timur Batu Beragung, ada sebuah dinding batu besar yang di tepi danau betul, bertulisan Sanskerta. Batu bersurat namanya. Jarang orang berani bersampan ke depannya, sebab oleh orang-orang kampung dipandang sakti, apalagi air di sana sangat dalam dan biru, dan ada pula ulakan yang menyeret apa saja ke bawah." Jika kita membaca buku beliau yang sangat detil menjelaskan tentang Sumpur, maka akan terasa nyata bahwa memang beliau pernah tinggal di Sumpur dan menyaksikan keberadaan Prasasti Batu Tangga Basurek Danau Singkarak tersebut.

Fakta ketiga, ada pantun orang minang yaitu "tidaklah ada asap tanpa ada api". Cerita mengenai Prasasti Batu Basurek Singkarak ini kemungkinan besar memang ada. Suatu cerita/kaba tidak akan muncul dengan sendirinya jika tidak ada peristiwa atau kenyataan. Kaba tersebut beredar dari mulut ke mulut dan  kadang-kadang sering dilebih-lebihkan supaya para pendengar senang mendengarnya. Namun biasanya benda yang diceritakan biasanya ada. Misalnya ketika tukang kaba menceritakan bahwa Gunung Merapi sebesar telur itik, pada kenyataannya Gunung Merapi itu memang ada, tapi sebesar telur itiknya memang terlalu berlebihan walaupun mungkin bisa dibantah karena jika kita lihat dari jauh maka jika kita bandingkan Gunung Merapi  dengan telur itik maka akan kurang lebih sama.

Jika kita kaitkan dengan keberadaannya prasasti ini di Sumpur maka kita bisa melihat kemungkinan bahwa pada zaman pemerintahan Raja Alam sekitar abad ke 15 di Sumpur pernah di perintah oleh seorang wakil raja, yaitu Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus, mungkinkah kita dapat menduga bahwa prasasti ini berasal dari Raja Ibadat? Namun karena Muhammad Radjab menyatakan bahwa prasasti ini bertuliskan huruf Sanskerta, maka kemungkinan prasasti ini merupakan bagian dari prasasti di masa pemerintahan Adityawarman yang tersebar di beberapa daerah di Sumatera Barat.

Kemudian, mengenai tenggelamnya prasasti ini juga menjadi misteri tersendiri. Kemungkinan yang utama adalah bahwa penyebabnya bencana yang bisa berasal dari naiknya permukaan air Danau Singkarak, atau turunnya dasar danau akibat bencana gempa. Mengenai naiknya air Danau Singkarak tidak pernah ada catatan yang dapat ditemukan dan sampai saat ini meskipun permukaan air Danau Singkarak sudah turun karena disedot oleh PLTA Singkarak, keberadaan prasasti Danau Singkarak ini masih tidak ditemukan.

Jika kita kaitkan dengan gempa, maka kemungkinan penyebabnya adalah gempa yang berpusat di Padang Panjang pada tanggal 28 Juni 1926. Gempa ini menyebabkan rekahan tanah di beberapa daerah. Jika kita kaitkan dengan Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau di Batusangkar yang diadakan pada  Agustus 1970, maka keberadaan batu ini masih ada yang mengetahui keberadaannya sebelumnya. Jadi kira-kira orang yang bercerita kemungkinan lahir sebelum gempa dan pada tahun 1970 baru berumur sekitar 50 tahun sehingga bisa menyampaikan tentang prasasti tersebut kepada orang lain.

Faktor lain yang menyebabkan hilangnya prasasti ini mungkin karena gempa besar dengan kekuatan 7,6 SR yang berpusat di Singkarak pada tanggal 9 Juni 1943. Setelah gempa diketahui telah terjadi pensesaran sepanjang 60 KM antara Danau Singkarak dan Danau Diatas. Di Salayo jalan bergeser sepanjang 2-3 meter. 

Misteri keberadaan Prasasti Tangga Bersurat Singkarak ini sampai hari ini belum terpecahkan....!!!
Siapakah ahli sejarah yang akan mengambil kesempatan untuk menjadi orang pertama di dunia yang akan menemukannya?
Siapakah ahli sejarah yang akan menempatkan namanya dalam catatan dunia ?????
Siapakah yang mau menjadi Indiana Jones the explorer yang akan bertualang mencari harta-harta karun di negeri ini?

Rabu, 11 Januari 2012

Terkurung di Menara Lantai 21

Sebagian orang sudah meninggalkan urusan masing-masing
Bersiap untuk menghadapNya...

Aku masih  terkurung di lantai 21 menara ini
Terpenjara oleh pekerjaan ini

Suara azan bertalu-talu di telinga
Seringkali menyiksa batin

Masjid indah di bawah menara
Dekat dimata namun jauh di langkah..

Kaki ini sudah terjerat
Badan ini sudah terkurung...

Kuatkan hati hambamu ini Ya Rabb lil 'Alamin
Jauhkan setan-setan itu...

Berikah hamba kesempatan untuk menyembahMu
Selagi nyawa dikandung badan....

Tour de Singkarak Series: Ratap Tangis Danau Singkarak

Singkarak masih sedingin dulu jika pagi
Singkarak masih indah jika dipandang...

Namun tangisnya isak tertahan jatuh ke dalam dada..
Meratapi nasib yang malang sayang tak sudah...

Kandunganmu sudah dirusak...
Ikan bilih dijarah oleh bom laknat manusia
dan jala-jala yang menangkap plankton

Airmu sudah surut dan kering karena diambil PLTA manusia
dan kawan-kawanmu sekeliling sudah tidak berambut lagi karena sudah ditebangi manusia...

Kecil dulu aku mandi airmu yang jernih berpasir
Sekarang semua sudah tidak ada lagi karena aku harus ke tengah danau yang banyak rumput airnya...
Sampah-sampah ikut memberi warna danauku..


Danauku menangis..
Aku juga meratap...

Tour de Singkarak Series: Petualangan ke Kandang Batu Danau Singkarak

Kandang Batu..? mendengar namanya pasti mengundang penasaran siapa saja....termasuk bagi bocah SD seperti kami..... Begitu Uwak (nenek) menyebut nama itu, seketika saya dan adik-adik tertarik untuk mendatanginya....Letaknya tidak jauh dari rumah gadang kami yang terletak dekat Stasiun Singkarak sekitar dua kilometer.
Pagi-pagi kami langsung mempersiapkan diri untuk berangkat dengan tanpa perbekalan sama sekali, dan tanpa uang ditangan karena jaraknya tidak jauh dari rumah gadang. Dengan berjalan kami menyusuri jalan kampung ke arah Pasanggrahan yang sepi dan hanya ramai dikunjungi pelancong saat hari libur. Kami kemudian masuk ke Pasanggrahan dan menyelinap diantara pepohonan menuju arah pompa irigasi..Di kejauhan kali lihat Mak Ngah (Pak De kalau versi Jawa) sedang sibuk mengawasi pompa. Karena jarak kami dengan beliau cukup jauh, maka kami pun hanya melambaikan tangan kepada beliau sebagai pengguanti salam. Lambaikan tangan kami disambut pula dengan lambaian tangan pula seraya terdengar teriakan beliau.."jangan main jauh-jauh......"

Dua puluh menit sudah kami melangkahkan kaki dan sampailah kami di tepian danau Singkarak yang disebut kandang batu. Kami edarkan pandangan ke sekeliling mencari kandang yang terbuat dari batu. Namun payah sudah tidak juga tersua. Yang terlihat hanya kumpulan batu-batu besar menyembul di antara air danau yang bening dan dingin. Batu yang paling besar kelihatannya lebih besar daripada mobil. Bahkan di di sela-sela rumput air dalam air danau yang jernih terlihat batu yang besar sekali yang kami tidak dapat perkirakan berapa besarnya....

Setelah penat mencari kandang, kami duduk di atas salah satu batu besar tersebut sambil melayangkan pandangan sekeliling danau dan merenungkan nama Kandang Batu.....Tiba-tiba adik saya berteriak-------eurekaa..... di sini kan banyak batu yang semuanya berkumpul di pinggir danau ini dan hanya ada di pinggir danau ini...jadi seakan batunya di kandangkan...jadilah nama Kandang Batu !!!!   Ooooo...

Kata Uwak, batu-batu yang ada di Kandang Batu tersebut berasal dari golodo (banjir bandang) yang dulu terjadi ketika beliau kecil....oooo baitu malah....terjawab sudah pertanyaan kami...Tapi setelah saya cari informasi tentang galodo tersebut, saya tidak menemukan data apapun kecuali gempa Padang Panjang 1926....yang diikuti gempa susulan di Singkarak, mungkin galodo itu karena gempa ini....

Selasa, 10 Januari 2012

Jakarta Pagi Ini

Pagi menjelang
Ketika mereka sudah menyusun saf-saf
Menghadap tol yang jalang

Misteri di Danau Singkarak - Mistery of Lake Singkarak, Tour de Singkarak

Di masa saya kecil banyak desas desus yang beredar tentang Danau Singkarak.
1. Misteri penunggu danau yang setiap tahun makan korban
2. Misteri Kandang Batu Singkarak
3. Misteri blok minyak bumi Singkarak
4. Misteri ikan sebesar bayi manusia
5. Misteri batang ombilin

Yang jadi pertanyaan, semua hal tersebut masih menjadi misteri sampai saat ini. Ada apa gerangan. Apakah memang benar demikian?

Senin, 02 Januari 2012

Kenangan Masa Kecil di Danau Singkarak - Lake Singkarak of Tour de Singkarak, My Motherland

Kabut tebal sudah mulai menipis, namun pelukan dingin masih menusuk sampai ke tulang. Proses hibernasi sudah hampir selesai, namun sebagian masih berusaha memperpanjang lelap, seakan enggan berpisah dengan dekapan malam.


Yuang...Jago lah lai…lah ka subuah..(ayo bangun nak…sudah mau subuh)….kata Uwak (nenek) membangunkan kami… Sementara kami baru mengucek mata, beliau sudah lengkap dengan peralatan perangnya berupa piring-piring dan pakaian yang akan dicuci. Piring-piring diletakkan didalam baskom yang kemudian diletakkan di atas kepala beliau.Tangan kiri membawa ember berisi pakaian, sedangkan tangan kanan membawa ember kosong yang nantinya akan diisi air mentah dari danau yang akan dimasak untuk air minum. Kami berusaha untuk bangun. Ah...mata ini masih berat dan badan ini belum bisa diajak berkawan dengan dingin yang masih menusuk tulang. Terpaksa lagi pelukan sarung dikencangkan. Ah terasa nikmat jika badan ini bisa merapat ke lantai lagi....ya lantai karena kami semua tidur di lantai yang beralaskan tikar karena kamar yang lima tidak digunakan lagi sejak lama...Takut kata Ibu ketika saya menanyakan kenapa tidak tidur di kamar saja...


Uwak kemudian turun dari rumah gadang kami yang memiliki ruangan/kamar sebanyak lima buah…istilah orang Minang rumah gadang kami adalah Rumah Gadang Limo Ruang. Setiap langkah beliau serasa menyayat hati karena rumah gadang ini kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk dan dimakan bubuk (sejenis rayap kayu)…Ah rumah ini memang sudah lama dibuat. Kata Uwak dulu untuk membangun rumah gadang ini diadakan dulu musyawarah dalam suku Sumpadang (suku ibu saya), setelah semua setuju maka beramai-ramai mereka ke hutan untuk mencari kayu untuk tiang-tiang utama. Kayu-kayu tersebut kemudian digotong beramai-ramai dari hutan ke tempat pendirian rumah gadang. Kemudian akan ada upacara untuk pendirian tonggak (tiang) utama tersebut sekaligus doa keselamatan dipanjatkan kepada Tuhan Pemilik Alam Raya ini. Setiap berkunjung ke rumah gadang sering pandangan saya layangkan ke atas salah satu pintu dari kamar yang ada. Di sana ada pigura yang  berisikan tulisan dalam bahasa arab melayu yang saya susah untuk membacanya. Tapi yang pasti disana ada angka 1921. Itu tahun renovasi rumah gadang ini kata uwak….Oooo kata saya dalam hati sambil melongo….


Masih kelam di luar rumah gadang ketika kami turun meniti tangga beranda rumah gadang. Nyala lampu strongkeng (petromaks) sudah lama berganti dengan lampu semprong (lampu teplok/sentir) sejak kami mulai tidur. Tak ada penerangan jalan tidak menjadi beban, karena jalan sudah hapal. Memang tak salah jika nenek moyang kami berpepatah "pasa jalan dek ditampuah, lanca kaji dek di ulang" yang kurang lebih bermakna bahwa "jalan menjadi ramai kalau sering dilewati orang dan pelajaran akan lebih lancar kalau sering diulang"...... Ah pasti air danau singkarak sangat dingin sesubuh ini...... Belum sampai di danau kami sudah menggigil membayangkannya.


"Ka pai kama yuang (Mau kemana nak?)" tanya seorang ibu ketika kami melewati depan rumah gadangnya."Ka pasia mak (ke pasir bu)" jawab kami. Kalau ke danau memang kami menggunakan istilah "pasia" yang berarti pasir. Entah mengapa digunakan istilah itu, mungkin karena nama desanya Pasir atau karena memang pinggir danau kami ini berpasir...entah..


Tak sampai lima menit kami sudah sampai di pemandian pinggir danau. Lokasinya persis di mesjid. Antara pemandian laki laki dan perempuan terpisahkan oleh bangunan surau (musholla) dan  sebatang pohon beringin raksasa yang akarnya menjuntai sampai ke tengah danau (ah kata "tengah danau" terlalu berlebihan...tapi tukang kaba biasanya senang melebih-lebihkan kata supaya jadi seru ceritanya)


Di dekat pemandian pinggir ada lantai beton seperti dermaga. Kami pun meletakkan pakaian di atasnya. Dingin semakin menusuk tulang. Dengan ragu kami celupkan jemari kaki ke air yang dingin.....ternyata tidak sedingin yang kami bayangkan, bahkan terasa lebih hangat dari udara sekitar. Kami pun menjadi lebih yakin dan kemudian menceburkan diri ke dinginnya air danau....Segar sekali rasanya...Badan terasa hangat meskipun dingin masih menyiksa hidung dan telinga kami...Cerita uwak memang benar bahwa kalau mandi di danau itu lebih baik pagi sebelum subuh karena airnya lebih hangat...


Kami sudah selesai mandi ketika gharin (marbot) sudah bersiap mengumandangkan azan subuh. Selesai azan kami pun sholat sunnah dan kemudian sholat berjamaah yang dipimpin oleh imam yang sering disebut pakih.


Selesai sholat subuh kami berjalan pulang sambil bercanda ria dengan teman-teman seangkatan. Kicau burung turut mengiringi kegembiraan kami. Pagi yang indah...Di rumah sudah menunggu ketan dan pisang goreng....